Popular Post

Posted by : Unknown Senin, 18 Agustus 2014

Bendera Cuma Naik Setengah Tiang

DETIK-DETIK PROKLAMASI DI BEBERAPA PROVINSI — PADANG – Peringatan detik-detik Proklamasi, Minggu (17/8) di berbagai wilayah Indonesia berlangsung lancar dan khidmat. Walau demikian, di sejumlah daerah sempat diwarnai insiden kecil dan kesalahan teknis, seperti di Sumbar, Gorontalo, Medan dan Aceh Barat.DIBANTU
Di halaman kantor Gubernur Sumatera Barat, terjadi gangguan saat menaikkan Bendera Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Begitu lagu Indonesia Raya usai dikumandangkan, ternyata bendera masih setengah tiang, tak bisa naik lagi.
Yang membuat pilu para remaja yang dipercaya menjadi pasukan pengibar bendera (Paskibra) menangis, meraung, bahkan ada yang pingsan. Ini gara-gara PNS yang mengurus tiang bendera tak bekerja maksimal. “Dek apak tu lalai, anak urang nan jadi korban,” kata seorang PNS.
Bendera Merah Putih tasakek di tengah tiang itu, kontan menjadi perhatian para peserta upacara, termasuk panitia dan anggota Paskibra. Bahkan, dua orang senior Paskibra yang bersafari langsung menuju tiang bendera untuk ikut memperbaiki bendera, untuk dikibarkan kembali hingga sempurna.
“Ini adalah kesalahan teknis, bukan kesalahan anak-anak kita. Mereka sudah melaksanakan tugas dengan baik, tapi ini perlu dievaluasi untuk diperbaiki ke depan,” pesan Gubernur Irwan Prayitno usai upacara.
Untuk itu Irwan berharap panitia dan pelatih benar-benar dapat membantu Paskibra untuk mengurangi kesalahan. “Ini kesalahan teknis tiang bendera tidak disiapkan sebaik-baiknya oleh panitia, sehingga ada tali yang terlilit dan mengganggu saat penarikan bendera,” tambahnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Ali Asmar meminta kejadian tersebut jangan pula dikait-kait dengan hal yang tidak masuk akal. Apalagi dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang di luar kemampaun manusia.
“Ini murni insiden, jangan dikait-kaitkan pula dengan 2015 nanti ya. Sekarang biarkan anak-anak kita itu tenang dulu,” pinta Ali Asmar kepada Singgalang.
Prosesi upacara bendera tersebut semula cukup khidmad. Mulai dari amanat, sampai menyanyikan lagu Indonesia Raya dimulai. Bahkan, salah seorang peserta sempat berucap Alhamdulillah, ketika melihat posisi bendera tepat, merah di atas, putih di bawah. “Alhamdulillah,” desis Nini (45) pegawai Dispora Sumbar.
Namun, petaka itu datang setelah penggerekan bendara dimulai. Semula pasukan yang menggerek bendera sepertinya tidak ada masalah. Hanya saja begitu lagu Indonesia Raya habis dikumandangkan ternyata bendara masih setengah tiang. Kemudian mereka berupaya memperbaiki, dibantu dua senior. Menarik kembali ke bawah diperbaiki, kemudian kembali digerek hingga sempurna. Kejadian itu setidaknya berlangsung hingga 10 menit.
Informasi yang diperoleh dari beberapa senior Paskibra, pasukan mengalami kesulitan untuk menarik bendera sampai ke puncak. Karena tali penariknya terpilin ditiup angin.
Menangis
Usai pasukan dibubarkan, kondisi justru makin panik. Para panitia dan pasukan sontak terisak-isak. Sebagian tak sanggup menahan tangis, hingga pecah. Saling berpelukan, hingga akhirnya mereka menenangkan diri ke escape building kantor gubernur, dan diberikan bantuan perawatan darurat berupa terapi.
Lama juga mereka bersedih. Ada yang tidak sanggup menahan diri. Bahkan, satu siswa pembawa baki malah pingsan, kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Seleksi
Siswa yang menjadi Paskibra di Kantor Gubernur Sumbar merupakan pilihan dari kabupaten/kota. Mereka diseleksi dari sekolah-sekolah, kemudian diutus ke provinsi. Setelah dilatih selama 16 hari di provinsi, mereka kemudian bertugas untuk melaksanakan upacara detik-detik Proklamasi 17 Agustus dan upacara penurunan bendera sore harinya.
Pasukan ini terdiri dari 54 orang siswa, ditambah dengan pasukan pengawal sebanyak 45 orang. Pasukan pengawal ini berasal dari TNI dan Polri.
Gorontalo
Insiden saat peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus 2014 tidak hanya terjadi di Sumatera Barat, tetapi juga di sejumlah daerah, antara lain Gorontalo, Aceh Barat dan Medan. Bahkan di Istana Negara juga diwarnai hampir jatuhnya seorang anggota Paskibraka.
Di Gorontalo, kasusnya sama dengan di Sumbar. Bendera hanya mampu naik setengah tiang saja. Insiden itu terjadi ketika anggota Paskibra yang tengah menaikkan bendera, tak mampu mengantarkan bendera hingga hingga ke puncak tiang di halaman rumah dinas gubernur. Penyebabnya diduga tali bendera yang tersangkut di katrol, sehingga bendera tak mampu dinaikkan.
Melihat situasi tersebut, Paskibra kemudian menurunkan kembali bendera dan melipatnya, agar penghormatan bendera selesai dilakukan. Paskibra kemudian menaikkan bendera yang kedua kalinya dan tak lagi diiringi lagu Indonesia Raya serta tanpa penghormatan.
Upaya kedua pun tetap tidak berhasil, meski Dandim 1304 Gorontalo Letkol Inf. Blasius Popilus turun langsung mendampingi pengibaran bendera.
Sebagaimana dikutip republika.co.id, menghindari tali terputus dan bendera jatuh ke tanah, Paskibra memutuskan menghentikan upaya pengibaran dan membiarkan bendera berkibar setengah tiang.
Atas insiden tersebut, Dandim meminta maaf kepada seluruh pihak yang hadir, serta kepada masyarakat Gorontalo. “Tak ada pihak yang harus disalahkan, sepenuhnya ini adalah kesalahan saya,” ungkapnya.
Gagalnya pengibaran bendera tersebut membuat para anggota Paskibra menangis usai upacara.
“Saya Letkol Infanteri Blasius Popilus Dandim 1304 selaku koordinator lapangan upacara HUT Proklamasi minta maaf atas insiden yang terjadi,” ucapnya dengan penuh tanggung jawab usai upacara.
Ia justru memuji sikap anggota Paskibra yang dengan gagah telah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. “Jika ada yang harus disalahkan, maka sayalah orangnya. Saya bertanggung jawab atas insiden ini,” ujarnya dan mendapat tepukan tangan peserta serta undangan yang hadir.
Sementara itu Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan tak ada yang patut disalahkan. “Ini faktor teknis dan alam saja. Saya yakin tidak ada yang menginginkan insiden seperti ini terjadi. Saya juga percaya semua sudah melakukan yang terbaik,” ungkapnya.
Aceh Barat
Insiden hampir sama terjadi pula di Lapangan Teuku Umar, Meulaboh, Aceh Barat, Naggroe Aceh Darussalam. Bendera yang baru dinaikkan setinggi satu meter oleh anggota Paskibra sempat diturunkan kembali hingga dua kali karena tali melilit. Namun, karena tali yang melilit sulit diperbaiki, akhirnya bendera dinaikkan dengan kondisi seperti itu saja.
Bupati Aceh Barat TH Alaidin Syah yang menjadi inspektur upacara, menilai insiden kecil itu merupakan hal yang biasa, hanya kesalahan teknis.
Menurut dia, peristiwa itu tidak mengurangi kekhidmatan upacara peringatan HUT ke-69 Kemerdekaan RI di Bumi Teuku Umar itu. “Itu karena petugasnya tadi gugup. Padahal, kita sudah mempersiapkan latihan Paskibra jauh hari sebelumnya,” kata Alaidin kepada wartawan seusai upacara.
Alaidin yang dikutip Kompas.com mengaku, tidak hanya anggota paskibra yang merasa gugup, dirinya pun merasakan hal serupa.
Kapolres Aceh Barat AKBP Faisal Rivai mengatakan, bendera yang diturunkan hingga dua kali itu bukanlah sebuah insiden, melainkan kesalahan teknis yang dialami paskibra. “Kalau insiden itu, bendera putus atau sobek sehingga bendera tidak berhasil dikibarkan,” katanya.
Kendati demikian, Faisal berharap peristiwa ini menjadi catatan dan pembelajaran bagi Paskibra ke depan agar kejadian serupa tidak terulang.
Medan
Beda dengan di Sumbar, Gorontalo dan Aceh Barat, upacara peringatan detik-detik Proklamasi kemarin diwarnai dengan terlepasnya rok seorang anggota Paskibra di Lapangan Merdeka Medan. Insiden itu terjadi setelah tim Paskibra akan kembali ke posisi awal di sisi kanan pendopo.
Terlihat secara jelas rok perempuan tersebut nyaris lepas. Siswi yang diketahui bernama Dhea S Siregar asal Kabupaten Serdangbedagai ini terus memegang rok sambil berjalan agar tak terus melorot. Namun stocking berwarna putih yang ia kenakan sudah terlihat secara jelas.
Seorang ibu yang menonton proses upacara pengibaran bendera tersebut mengaku bingung mengapa hal tersebut bisa terjadi. “Kok bisa ya,” ujarnya heran, kepada Tribun Medan, kemarin.
Walaupun peristiwa tersebut cukup membuat heboh masyarakat, namun menurut wanita yang membawa serta keluarganya tersebut mengaku hal itu bisa saja terjadi. “Namanya juga lagi nahas. Tapi aku pun tak tau kok bisa kaya gitu,” ujar wanita yang sebelumnya ikut berebutan dengan warga untuk menyalami Gubernur Sumut, Gatot Purwo Nugroho.

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. PlayOJO Casino - Mapyro
    The first 보령 출장샵 step in 수원 출장안마 building your casino experience is to make 영천 출장안마 a reservation and pick up a slot machine. 이천 출장샵 You can make your reservation at any 제주도 출장마사지 time or at any time.

    BalasHapus

- Copyright © 2013 DWI PUTRI ARI - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -